Ribuan masyarakat Banten memenuhi Alun alun Kota Serang, menyaksikan Gubernur Banten Rano karno berduet dengan band reggae asal Banten Momonon dalam malam puncak peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) tingkat Provinsi Banten tahun 2016.

Ribuan masyarakat yang hadir berjoget reggae bersama saat Rano Karno bersama Gozil Momonon (vokalis) membawakan lagu si Doel Anak Betawi. 

Penonton dibuat kembali dibuat bergoyang saat Rano Karno membawakan lagu lawasnya berjudul 'Bukalah kacamatamu' yang dibawakan dengan versi reggae. 

Dalam kesempatan tersebut Rano meminta seluruh masyarakat Banten untuk menaati aturan lalu lintas, seperti helm, spion, dan selalu memeriksa kendaraannya agar siap pakai kapan saja

Rano Karno duet dengan penyanyi Regea 2016 Merdeka.com

"Semua pengendara harus ingat keluarga menanti di rumah. Ada aturan lalu lintas yang harus diikuti. Jangan sembarangan berhenti dan taati terus rambu-rambunya," kaya Rano saat melakukan sosialisasi keselamatan dan tertib lalu lintas di acara peringatan hari perhubungan tersebut.

Ribuan masyarakat Banten ikut berdendang bersama Rano Karno yang diiringi oleh band reggae Momonon. [hhw]


Info: merdeka.com
4 WNI yang ditahan Abu Sayyaf. ©2016 Merdeka.com
Empat orang warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban sandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina mengaku telah disiksa. Hal itu dikatakan salah seorang dari empat WNI yang disandera lebih dari dua bulan.

"Disiksa, kalau melawan ditodong dengan senjata api," ujar Theodorus Kopong, asal Flores di Bandara Soetta, Sabtu (24/9).

Dia juga menjelaskan, bahwa di sana tidak ada lagi sandera. "Mungkin beda kelompok kalau yang sandera kami tak ada lagi orang kita," ujarnya.

Untuk diketahui mereka disandera kelompok Abu Sayyaf sejak 9 Juli 2016 di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia Timur. Saat ditanya apakah keluarga sudah mengetahui kepulangan dirinya, Theodorus mengaku keluarganya belum tahu.
 

"Tidak, belum tahu. Karena tak ada kontak sampai saat ini," tuturnya.
[hhw]
Info: merdeka.com
4 WNI yang ditahan Abu Sayyaf. ©2016 Merdeka.com
Empat orang warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban sandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina telah tiba di Tanah Air mendarat dengan pesawat Singapore Airlines SQ968 sekitar pukul 22.20 WIB di Terminal 2D, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (24/09/2016).

Keempat orang tersebut dijemput oleh perwakilan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yakni Krisna Djaelani.

"Jadi ada empat orang yang telah dibebaskan dengan selamat dan sehat tanpa ada sakit dan kurang apa pun. Empat orang tersebut masing-masing adalah, tiga orang dari Flores satu dari Sulawesi Selatan," ujar seorang staf humas dari Kemenlu, Sabtu (24/9).

Selanjutnya, kata dia, ke empat sandera tersebut akan di bawa menuju kantor Kemenlu di Jakarta. "Setelah itu baru kita pukangkan gratis dengan pesawat reguler ke keluarga masing-masing," terangnya.

Keempat orang yang telah diselamatkan itu masing-masing berdasarkan keterangan paspor adalah :
1. Theodorus Kopong kelahiran 1970 asal Flores 
2. Lorens Koten 1982 asal Nunukan Kalimantan Utara
3. Herman Bin Manggak 1986 asal Bulukumba Sulawesi Selatan
 
4. Emanuel Arakian 1970 asal Nunukan Sulawesi Selatan

Mereka selanjutnya akan dimintai keterangannya oleh petugas Kemenlu sekaligus untuk dilakukan pemeriksaan secara detail. [hhw]

Info: merdeka.com
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama empat pimpinan KPK memberikan keterangan usai menyetor LHKPN di kantor KPK, Kamis (22/9). Foto: boy/jpnn
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyerahkan pengelolaan bekas gedung Bank Papan Sejahtera yang merupakan aset sitaan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Gedung yang berada di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, itu selama ini menjadi kantor resmi KPK. Kini, pengelolaannya sah diserahkan kepada komisi antirasuah.

"Pada hari ini kami dengan sangat senang hati dan sangat bangga bisa menyerahkan gedung yang bersejarah, dan memiliki nilai luar biasa dari sejarah RI mengenai penegakan pemberantasan korupsi, gedung yang dikelola penuh KPK," kata Mulyani usai melaporkan LHKPN  di kantor KPK, Kamis (22/9).

Ia berharap gedung ini digunakan semaksimal mungkin untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi. "Digunakan semaksimal mungkin untuk pelatihan, dan memberikan insipirasi untuk generasi muda dan negara lain dalam upaya pemberantasan korupsi," beber mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Ketua KPK Agus Rahardjo menegaskan, gedung ini ke depan akan dikelola komisi antirasuah. "Untuk kepentingan KPK, Ibu Ani menyerahkan gedung KPK ini untuk dikelola KPK," kata Agus didampingi Sri Mulyani di kantor KPK, Kamis (22/9) sore. "Jadi, gedung ini aset KPK, dikelola KPK," tegas Agus.

Seperti diketahui, KPK sebelumnya pernah menempati sebuah gedung di Jalan Juanda, Jakarta Pusat, kemudian bekas gedung Dewan Pertimbangan Agung di Jalan Veteran hingga akhirnya  Agustus 2007 pindah ke gedung di Jalan Rasuna Said.

Gedung yang tidak digunakan itu dialihfungsikan untuk kantor KPK. Pada 29 Desember 2015, KPK baru memiliki gedung resmi di Jalan Kuningan Persada, Jaksel. Peresmian gedung merah putih itu dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo. (boy/jpnn)

Info: jpnn.com
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama empat pimpinan KPK memberikan keterangan usai menyetor LHKPN di kantor KPK, Kamis (22/9). Foto: Boy/jpnn
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (22/9).

SMI terpantau tiba di kantor komisi antirasuah sekitar pukul 15.15 dengan pengawalan ketat protokoler Kemenkeu.

Hanya saja, SMI belum mau membeber berapa kekayaan yang dimilikinya. "Nanti ya," ujar mantan petinggi Bank Dunia itu sambil masuk gedung KPK.

SMI terakhir kali melaporkan hartanya pada 21 Mei 2010. Ketika itu ia masih menjabat Menkeu di era Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada laporan tahun 2010 silam harta SMI mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 16,4 miliar dan USD 400198 menjadi Rp 17,2 miliar dan USD 393189.

Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak membenarkan SMI melapor kekayaan. "Kunjungan Menkeu Sri Mulyani ke KPK untuk penyerahan LHKPN," Yuyuk.

Seperti diketahui, SMI merupakan menteri kedua hasil reshuffle kabinet jilid II Presiden Joko Widodo yang melapor kekayaan.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sudah terlebih dahulu menyetor laporan kekayaannya kepada komisi antirasuah. (boy/jpnn)

Info: jpnn.com
Wanita Manado ngelem. ©2016 Merdeka.com
Seorang wanita muda berinisial MM (21), warga Kelurahan Sumompo, Kecamatan Tuminting, ditangkap Satgas Anti Narkoba Ormas Laskar Manguni Indonesia (LMI) di kompleks Jembatan Soekarno Manado, Rabu (21/9) sore. Gadis berusia 21 tahun ini diamankan lantaran kedapatan menghirup lem (ngelem) jenis Eha Bond.

Saat dibawa ke Mapolresta Manado, ia masih dalam keadaan terpengaruh zat kimia tersebut. Korban sendiri mengaku sudah kecanduan dan mengisap lem sebanyak dua kali sehari.

"Saya sudah kecanduan dan setiap hari menghirup lem sebanyak dua kali. Tapi bukan hanya saya, teman-teman yang lain juga sering ngelem," kata MM.

Untuk mendapatkan lem tersebut, MM memperolehnya dengan dua cara. Selain membeli dari pusat perbelanjaan terdekat, ia juga mendapatnya dari pemberian orang dikenal dengan menjajakan tubuhnya.

"Saya dan teman-teman sering beli di pusat perbelanjaan maupun swalayan di pusat kota. Selain itu sering diberi lelaki yang saya panggil 'Paman' berinisial A. Itupun harus 'melayani' dia dulu," ungkapnya polos.

Gadis muda ini bahkan rela ditiduri demi bisa menghirup zat kimia berbahaya tersebut. Ia mengaku sering mangkal di kawasan Taman Kesatuan Bangsa (TKB) pusat kota untuk mencari pelanggan.

"Kalau tarif layanan, biasanya saya meminta Rp 200 ribu untuk semalam. Uangnya saya pakai buat makan dan beli lem," ucapnya.

Sementara itu, Kasubag Humas Polresta Manado AKP Roly Sahelangi, saat dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan wanita muda oleh anggota ormas LMI.

"Korban diamankan saat ngelem kemudian di bawa ke sini. Ia sudah dibawa ke unit Narkoba," jelasnya. [sho]

Info: merdeka.com
Penerimaan Pajak di Kota Cirebon Meningkat
Cirebon - Tren penerimaan pajak di Kota Cirebon cenderung terus mengalami peningkatan, Rabu (21/9/2016).

Terutama di sektor Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan. Penerimaan pajak di ketiga sektor tersebut sudah hampir mencapai target.

Sekretaris DPPKAD Kota Cirebon, Iing Daiman mengatakan, penarikan pajak hotel sudah mencapai 86 persen dari yang ditargetkan Rp 11,76 miliar. Sementara, menurutnya, penarikan pajak restoran sudah mencapai Rp 20,56 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp 23,23 miliar.

“Penarikan pajak hiburan termasuk di dalamnya bioskop itu sudah mencapai 99,4 persen. Memang pajak bioskop ini peningkatannya lumayan signifikan. Apalagi tren film nasional yang belakangan ini beberapa di antaranya sudah tembus box office,” katanya. (C-18)

Info: kabar-cirebon.com
Irman Gusman ditahan KPK. ©2016 merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman
KPK bersedia diminta klarifikasi perihal aduan Liestyana Rizal Gusman, terkait penangkapan suaminya Irman Gusman. Irman ditangkap KPK atas dugaan penerimaan suap pengajuan rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor terhadap Bulog.

Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha menjelaskan setiap kali ada penangkapan seseorang pihaknya selalu mendokumentasikan pelaksanaan tersebut. Oleh karenanya, lanjut Priharsa apa yang disampaikan oleh Liestyana KPK akan menjelaskan secara detil.

"Penangkapan yang dilakukan oleh KPK itu direkam jadi kami sangat siap untuk dikonfirmasi atau memberikan konfirmasi dengan adanya anggapan yang mengatakan proses itu tidak manusiawi jadi kami sangat siap untuk itu," ujar Priharsa di gedung KPK, Selasa (21/9).

Diketahui, Selasa (20/9) istri Irman Gusman menyambangi kompleks parlemen MPR, DPR kemudian menceritakan kejadian penangkapan Irman oleh KPK. Liestyana menceritakan kejadian tersebut sambil terisak.

"Saya malam itu jam 1 malam sedang salat. Saya lupa salat Isya, saya bangun lagi. Suami masuk ke kamar. Saya masih salat. Selesai salat dia sudah ganti baju, pake baju piyama. Saya ingat, pintu depan masih terbuka. 'Pah belum tutup pintu ya?," kata Liestyana di lokasi, Selasa (20/9).

Saat hendak menutup pintu, Liestyana melihat ada sejumlah penyidik KPK yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah dan langsung berteriak bahwa Irman harus ditangkap karena terlibat suap.

"Kemudian saya keluar, begitu keluar, di depan kamar saya tapi yang di atas tangga lantai 2 sudah ada orang KPK dengan berteriak-teriak membawa seperti kamera, seperti orang mau gambarin. Langsung bilang 'Bapak kami tangkap! Bapak terima suap!," tuturnya.

Irman, katanya, langsung menegur penyidik dan mengajaknya turun ke bawah untuk berbicara perihal maksud dan tujuannya. Penyidik KPK ternyata datang bersama istri Xaveriandi, Memi, dan Willy Sutanto adik kandung Xaveriandi.

Lalu, lanjut dia, penyidik KPK langsung menuduh Irman dan meminta agar mengaku telah memberikan rekomendasi kuota gula ke bulog. Sebagai gantinya, Memi memberikan uang sebesar Rp 100 juta kepada Irman. [hhw] 


Info: merdeka.com